Selasa, 25 Maret 2014

Hijab: Dari Mata turun ke Hati ?

Dari Mata Turun ke Hati. Hahaha. Apalagi ini. Random banget yaa. Nampaknya. :D 


Begini ceritanya, beberapa taun terakhir - entahlah kpn tepatnya - Fashion hijab pertumbuhannya sangat pesat. Dimana- mana menjamur. Bahkan ada sebagian golongan yg memberikan statement bahwa sikap yg diambil untuk berhijab hanyalah sekedar trend dan ikut2an saja. 
Boleh2 saja membuat statement. tp mengikuti yg baik tak ada salahnya kan? Sapa tau yg awalnya ikut2an bs jd "masuk" ke hati yg akhirnya dijalani dengan tulus. Apalagi setelah mengikuti hal yg baik itu, si followers semakin baik hati dan hidupnya. Bermanfaat bukan? Namun, statement hanya trend dan ikut2an itu semakin kuat di beberapa kalangan, dimana mereka hanya memakai hijab pada saat tertentu. Ada yg angin2an, ada yg hanya sekedar menjaga image di kondisi tertentu, dll. 

Lebih lanjutnya begini. Di Kampus aku misalnya. Tak sedikit yg tiba2 berhijab, alhamdulillah sih yaa, tapi diluar dugaan, pas di luar kampus, hijab pun ditanggalkan. Dan ini adalah RAHASIA UMUM. Lalu? Apa yg membuat mereka memutuskan untuk berhijab ? Blm lagi klo mereka berpakaian seronok di luar kampus. Hotpants, tanktop, aaaaa. - sekali lagi - Untuk apa mereka hanya memakai hijab di kampus ? Untuk apaaa ? Apa yg mereka pikirkan? Apa ?

Untuk saat ini, mgkn aku blm menjadi muslim yg "baik". Tapi ini cukup membuatku jengah. Sikap yg mereka pilih sangat berkebalikan yg demi apa aku pun lm tau jelas. 
Sebenarnya Aku jg msh biasa menanggalkan hijab ketika berbelanja di tukang sayur keliling, yg selalu berhenti di depan rumahku, tapi sebatas itu saja, selebihnya i'm wearing hijab - always - walau hanya sekedar membeli bumbu dapur di tempat yg letaknya tak sampai 1kmdan cukup hanya berjalan kaki. 

Ada jg yg nampaknya hanya "ikut2an" saja dgn cara pakaian mereka yg masih tetap seronok. Jadi, sepintas mereka menggunakan baju lengan panjang dan celana atau rok panjang. Tapi bahannya terlalu tipis, tidak benar2 menutup badannya. Dan lagi , hijab yg digunakan jg berbahan tipis.

Entahlah, dalam ekonomi mgkn ini yg namanya krisis. Krisis apa? silahkan beri nama sendiri. Yg jelas , aku masih tak habis pikir dengan pemikiran mereka.

Kelak akan ada jawaban yg cuku memuaskan. 

*maaf bila menyinggung suatu golongan, teman2, atau saudara terdekat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar